Selasa, 23 Juni 2009

ketentraman dicitakan

Rakyatnya Sayidina Abu Bakar

Suatu hari Imam Ali ditemui oleh salah seorang rakyatnya, tiba-tiba berkata pada Imam Ali yang saat itu menjabat sebagai khlaifah: ‘wahai pemimpin kaum beriman (amirul mukminin) bolehkah aku bertanya? ‘Bertanya apa’, jawab Imam Ali.

‘Pada masa kepemimpinan Abu Bakar, kehidupan kita terasa tentram, semua hal yang mengancam ketertiban dapat diatasi. Begitu pula pada masa khalifah Umar dan khalifah Utsman, kecuali sebentar saja pada masa akhir hidupnya. Sementara pada saat Anda yang jadi khalifah, terjadi perselisihan dimana-dimana, kedamaian yang kami rasakan sebelumnya tidak kami rasakan pada masa kepemimpinan Anda’, kata si Fulan berpanjang lebar.

Imam Ali menjawab, ‘ wahai Fulan’ pada masa Abu Bakar, Umar dan Utsman rakyatnya adalah orang-orang seperti Aku, sementara pada masa kepemimpinanku rakyatnya orang-orang seperti kamu’. Laki-laki yang bertanya pun berlalu dari Imam Ali dengan rona wajah yang sangat merah, malu mendengar jawaban Imam Ali, yang disebut oleh Rasulullah Saw. sebagai pintu ilmu.

Pilih Muhammad Ibn Ahmad, ataukah Al Isnawi?


Mungkin Anda akan kebingungan jika harus memilih mana yang paling top dan cemerlang diantara mereka ini. Adalah Imam Isnawi Ulama kesohor dari kalangan madzhab Syafi'i. Banyak karangan yang telah menjadi buah tangannnya. Diantara karyanya adalah kitab Nihayat Sul sebuah komentar atas kitab Minhaj-nya Imam Baidhawi dalam permalasalahan usul fiqih.

Nama lengkapnya adalah Imam Jamaluddin Abdurrahim Al-Isnawi. Lahir di Mesir tahun 704 H dan wafat pada tahun 772 H. Beliau adalah seorang ulama yang ahli di bidang Fiqhi terutama dalam mazhab syafi'i, ilmu Nahwu, A'rudh dan lain sebagainya. Karyanya dalam ilmu-ilmu tersebut banyak bertebaran di perpustakaan-perpustakaan diseluruh penjuru dunia. Kitab niyahatussul karangannya, menjadi kitab paling terkenal yang mengomentari kitab Minhaj Baidhawi.

Kitab ini juga (Nihayatussul) sudah diberi komentar dan disyarah oleh banyak ulama, diantaranya kitab Sullamul wushul lisyarhi nihayatissul oleh mantan mufti Mesir, Syekh Muhammad Al-Muthi'I (w. 1354 H) dan kitab Ushul Fiqh yang ditulis oleh Dr. Muhammad Abunnur Zuhair.

Jangan mengira kalau ulama top ini mendapatkan itu semua secara gratis. Mau tahu bagaimana ulama kebanggan madzhab Syafii ini bisa hebat seperti itu? Syekh Jamal mengutip satu cerita tentang Imam Al Isnawi dalam kitabnya al Jamal Syarah Minhaj.

Al Isnawi berkata; 'pada satu kesempatan setelah shalat Isya seperti biasa Aku membuka kitab, Aku belajar hingga menjelang subuh, syahdan dipagi itu aku baru sadar setelah teriknya matahari menyengat keningku, karena asyiknya Aku belajar'. Demikian Al Isnawi bercerita bagaimana dirinya melewati malam-malamnya.

Lain Al Isnawi lain pula Ibnu Rusydi. Kepakarannya dalam filsafat Yunani, kedokteran, hukum Islam dan banyaknya karya tokoh dari madzhab Malikiah ini akan membuat anda geleng-geleng kepala. Kita akan dibuat berdecak kagum melihat tingkah ulama besar dari Qordoba, Andalus ini.

Pagi hari dengan pasihnya mengurai rumitnya filsafat Aristoteles, Plato dan filsuf lainnya, siang hari bertugas menjadi Hakim, sore hari praktik kedokteran, malam hari berbicara garamatika Arab (nahwu), beranjak malam membahas ilmu kalam dihadapan khlayak, larut malam membahas Astronomi (falak), ganti hari membahas ushul fiqih dan begitulah Ibnu Rusydi menjalani hari-harinya.


Beliau bercerita tentang rahasianya menggapai semua itu; 'Aku tidak pernah lepas dari buku kecuali dalam dua kesempatan, saat ayahku wafat dan saat aku bersenggama dengan istriku'.


Tapi tak kalah hebatnya tokoh dari Tarim Hadharmaut ini, Al Alamah Muhammad bin Ahmad As Syathiri. Tak banyak orang yang dalam usia begitu belia dapat menghasilkan banyak karya, dan fenomenal pula, seperti Muhammad bin Ahmad as Syathiri. Ilmu Tauhid, falak (astronomi), sejarah (tarikh), sejarah nabi, ilmu Adab, Ilmu Qardhu Syi'ir, dikuasai nya dengan sempurna. Dibuktikan dengan karangan-karangannya dalam bidang-bidang itu.

Yaqut an Nafis, berjumlah tiga volum besar, Adwar at tarikh al Hadhrami, dua volum besar. Dan semua itu dikarangnya sebelum menginjak usia dua puluh tahun.

Anda pilih yang mana, Imam Isnawi, Ibnu Rusydi ataukah Al Alamah Muhammad bin Ahmad As Syathiri? Semuanya hebat bukan?

Habib Lutfi Jendral ulama' dan beberapa calon jendral umaro' SBY JK Mega

Jika sudah namanya Jenderal adalah sesuatu kepangkatan yang tinggi dan mulia. Kemuliaan Ulama' adalah sangat agung dan diagungkan oleh Allah Ta'ala maka sebagai seorang muslim kita wajib taat dan ketaatan adalah bagian dari ibadah. Begitu tingginya kedudukan dan amanah yang harus di emban Ulama'. Bagaimanakah Para calon jenderal umaro' beranikah memegang amanah yang kurang lebih juga terhormat disisi Allah Ta'ala. Akankah amanah besar beserta konskwensinya diminta-minta, direbut-rebut atau malah rebutan memegang amanah. Ulama' masuk surga Umaro' masuk surga jika bener(shalih). Umaro dituntut bener juga, "Syarat ini yang harus di ingat "harus benar" "tidak korupsi" tidak "kolusi" "adil" bertanggung jawab kepada "yatim" "kelaparan" "perut dan kesehatan rakyat"juga "korban bencana" "lansia" dan sederet tanggung jawab pemerintah.