Selasa, 23 Juni 2009

Pilih Muhammad Ibn Ahmad, ataukah Al Isnawi?


Mungkin Anda akan kebingungan jika harus memilih mana yang paling top dan cemerlang diantara mereka ini. Adalah Imam Isnawi Ulama kesohor dari kalangan madzhab Syafi'i. Banyak karangan yang telah menjadi buah tangannnya. Diantara karyanya adalah kitab Nihayat Sul sebuah komentar atas kitab Minhaj-nya Imam Baidhawi dalam permalasalahan usul fiqih.

Nama lengkapnya adalah Imam Jamaluddin Abdurrahim Al-Isnawi. Lahir di Mesir tahun 704 H dan wafat pada tahun 772 H. Beliau adalah seorang ulama yang ahli di bidang Fiqhi terutama dalam mazhab syafi'i, ilmu Nahwu, A'rudh dan lain sebagainya. Karyanya dalam ilmu-ilmu tersebut banyak bertebaran di perpustakaan-perpustakaan diseluruh penjuru dunia. Kitab niyahatussul karangannya, menjadi kitab paling terkenal yang mengomentari kitab Minhaj Baidhawi.

Kitab ini juga (Nihayatussul) sudah diberi komentar dan disyarah oleh banyak ulama, diantaranya kitab Sullamul wushul lisyarhi nihayatissul oleh mantan mufti Mesir, Syekh Muhammad Al-Muthi'I (w. 1354 H) dan kitab Ushul Fiqh yang ditulis oleh Dr. Muhammad Abunnur Zuhair.

Jangan mengira kalau ulama top ini mendapatkan itu semua secara gratis. Mau tahu bagaimana ulama kebanggan madzhab Syafii ini bisa hebat seperti itu? Syekh Jamal mengutip satu cerita tentang Imam Al Isnawi dalam kitabnya al Jamal Syarah Minhaj.

Al Isnawi berkata; 'pada satu kesempatan setelah shalat Isya seperti biasa Aku membuka kitab, Aku belajar hingga menjelang subuh, syahdan dipagi itu aku baru sadar setelah teriknya matahari menyengat keningku, karena asyiknya Aku belajar'. Demikian Al Isnawi bercerita bagaimana dirinya melewati malam-malamnya.

Lain Al Isnawi lain pula Ibnu Rusydi. Kepakarannya dalam filsafat Yunani, kedokteran, hukum Islam dan banyaknya karya tokoh dari madzhab Malikiah ini akan membuat anda geleng-geleng kepala. Kita akan dibuat berdecak kagum melihat tingkah ulama besar dari Qordoba, Andalus ini.

Pagi hari dengan pasihnya mengurai rumitnya filsafat Aristoteles, Plato dan filsuf lainnya, siang hari bertugas menjadi Hakim, sore hari praktik kedokteran, malam hari berbicara garamatika Arab (nahwu), beranjak malam membahas ilmu kalam dihadapan khlayak, larut malam membahas Astronomi (falak), ganti hari membahas ushul fiqih dan begitulah Ibnu Rusydi menjalani hari-harinya.


Beliau bercerita tentang rahasianya menggapai semua itu; 'Aku tidak pernah lepas dari buku kecuali dalam dua kesempatan, saat ayahku wafat dan saat aku bersenggama dengan istriku'.


Tapi tak kalah hebatnya tokoh dari Tarim Hadharmaut ini, Al Alamah Muhammad bin Ahmad As Syathiri. Tak banyak orang yang dalam usia begitu belia dapat menghasilkan banyak karya, dan fenomenal pula, seperti Muhammad bin Ahmad as Syathiri. Ilmu Tauhid, falak (astronomi), sejarah (tarikh), sejarah nabi, ilmu Adab, Ilmu Qardhu Syi'ir, dikuasai nya dengan sempurna. Dibuktikan dengan karangan-karangannya dalam bidang-bidang itu.

Yaqut an Nafis, berjumlah tiga volum besar, Adwar at tarikh al Hadhrami, dua volum besar. Dan semua itu dikarangnya sebelum menginjak usia dua puluh tahun.

Anda pilih yang mana, Imam Isnawi, Ibnu Rusydi ataukah Al Alamah Muhammad bin Ahmad As Syathiri? Semuanya hebat bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar